SELAMAT DATANG!!!!

Maaf blog ini hanya untuk manusia, jadi batu, air, upil, jerawat dan sebangsanya tidak diijinkan untuk membaca kecuali bisa menunjukkan jempolnya.

Selasa, 01 Maret 2011

Undelivered Message from my Heart

Hai,

Udah lama baget kita ga pernah ngobrol-ngobrol lagi. Sejak terjadi insiden 'facebook comment' waktu itu, entah kenapa dunia menjadi terbelah menjadi 2, dan aku ga bisa lagi menyebrang ke duniamu. Aku hampir-hampir ga bisa inget lagi suaramu seperti apa, suara yang dulu menjadi musik pengiring untuk tidur tiap malam, kini hanya menjadi bisikan yang tak berwujud. Bagaimana wajahmu sekarang juga tak dapat kuingat jelas. Tahukah kau, tiap hari, tiap malam, kuselalu menunggumu menuliskan tweet baru. Karena dengan itu, aku dapat melihat wajahmu lagi melalui profile picturemu. Menyedihkan memang, namun itu salah satu caraku untuk dapat melihat wajahmu lagi. Meskipun kuhabiskan waktu seharian di kampus, dengan harapan dapat mendengar lagi suara, ataupun melihat wajahmu lagi, tapi dirimu tak pernah ada.

Entahlah, sebenarnya aku sudah merelakanmu pergi dari sisiku. Namun, aku tetap selalu teringat dirimu. Disetiap kesempatan yang ada. Setiap saat, dan kemanapun ku pergi. Kemarin aku bermain ke WBL (Wisata Bahari Lamongan) dengan teman-teman. Ya, aku bersenang-senang saat itu, namun disana kuteringat ceritamu saat bermain ke WBL dengan teman-teman SMAmu. Saat kau dipaksa masuk ke Rumah Sakit Hantu, saat kau merahasiakan kepergianmu itu. Aku ingat semuanya, dan setelah aku bermain disana juga ke Maharani Zoo & Goa. Ku berharap, suatu saat nanti dapat pergi denganmu berdua kesana. Entahlah, aku dan kebodohanku berharap seperti itu. Mengingat apa yang terjadi saat ini, mungkin kau telah melupakanku, menguburku atau bahkan telah melemparku keluar dari pikiranmu.

Aku ga pernah menyesal pernah menjalin cinta denganmu. Semua kenangan itu terekam dengan baik di kepalaku dan selalu kujaga. Semua pelajaran yang kudapat, semua pengalaman mencintai dan dicintai, merindukan dan dirindukan, semua kusimpan baik-baik di hati dan pikiranku. Namun masih tersisa penyesalan di hati, aku menyesal saat ini hubungan kita menjadi 'kenalan' bukan lagi 'teman baik' seperti yang kita lalui sebelum akhirnya kita memutuskan menjadi 'kekasih'.

Aku rindu saat-saat kita berdebat hal yang mungkin terdengar kurang penting bagi orang lain, tapi kita menikmatinya. Ingat waktu kita berdebat tentang bioskop? Saat aku berkata bahwa di sana masih ada pengumuman memanggil orang yang telah membeli tiket bahwa pintu theater sudah dibuka, dan kamu menyangkalnya mati-matian. Hingga akhirnya kita bertaruh dan aku kalah? atau saat kita mengobrol dan menerka kira-kira dimanakah rumah Santa Klaus? Juga saat kau benar-benar penasaran karena tak pernah menang dariku dalam bermain kartu (cap sa)? Aku benar-benar merindukannya. Tak bisakah kita kembali ke masa itu? Masa-masa dimana kau masih menganggapku sebagai 'koko' dan aku selalu menemanimu bermain. Entahlah.....